bjb KPR General_Media Online_Media Online
news-details
cerita
(dok. Vokasi Universitas Brawijaya)

Kisah Elo, Penyandang Disabilitas Daksa yang Berhasil Lulus dari Universitas Brawijaya

BERITABAIK.ID - Namanya Elo Kusuma Alfred Mandeville, ia merupakan seorang lulusan Program Studi Desain Grafis Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya (UB). Sosok yang disapa Elo baru saja menyelesaikan perjalanan studinya pada Sabtu, 20 Januari 2024.

Menyandang disabilitas daksa tak membuat Elo mengurungkan niat merantau lintas provinsi demi mengenyam pendidikan tinggi. Dalam wawancaranya dengan Detik, Elo mengaku bahwa ia merantau sendirian dari Denpasar. Keputusan rantaunya ini ternyata langsung disetujui oleh orangtuanya.

Selama berkuliah Elo tinggal di Rusunawa UB. Dengan tinggal di sana, menurutnya sangat membantu dalam beraktivitas sehari-hari di lingkungan kampus. Apabila ada urusan di luar kampus, maka dia akan memesan ojek online.

Kini laki-laki usia 24 tahun tersebut telah lulus dengan IPK 3,47 dan telah diterima bekerja di dua tempat yaitu Australia-Indonesia Disability Research (AIDRAN) yang berpusat di Australia dan sebuah industri kreatif yang berlokasi di Malang sebagai social media officer dan content making.

Awalnya ia ragu akan keterbatasannya, sehingga setelah lulus SMA pada tahun 2018, ia memilih jalur non konvensional dengan mengambil kursus Desain Grafis dan Bahasa Inggris.

Pada tahun 2019, setelah mendapatkan informasi tentang kesempatan bagi mahasiswa disabilitas di Universitas Brawijaya, Elo mendaftar pada Program Studi Desain Grafis.

Perjalanan ia meraih gelar sarjana tidak selalu mulus. Pada awalnya, Elo menghadapi kesulitan. Namun seiring berjalannya waktu dia bisa menghadapi kesulitan tersebut. Elo juga bercerita bahwa sejumlah fasilitas pendukung dari universitas selama dia kuliah membantunya.

"Di Brawijaya terdapat unit layanan disabilitas yang bernama Pusat Layanan Disabilitas atau biasa dikenal dengan PLD UB. Di PLD sendiri terdapat berbagai macam pelayanan, salah satunya adalah pendampingan," kata Elo.

Elo menjelaskan bahwa pelayanan pendampingan merupakan mahasiswa non disabilitas yang membantu dan menemani mahasiswa disabilitas jika membutuhkan pendampingan.

Kegiatan pendampingan itu juga dalam banyak bentuk. Untuk teman tuli, pendampingan akan membantu mereka seperti menerjemahkan apa yang diterangkan oleh dosen. Atau bagi teman tunanetra, pendampingan bisa membantu mereka menuliskan dan mendeskripsikan gambar dari mata kuliah yang dipaparkan oleh dosen di kelas.

"Sementara untuk saya sendiri menggunakan pelayanan pendampingan untuk membantu membawa barang-barang yang banyak dan berat atau membantu saat pengerjaan prakarya. Dan ini hanya saat semester 1 dan 2," bebernya.

Di awal masa kuliahnya, ada mata kuliah yang mengharuskan untuk membuat prakarya seperti melukis, menggunting, dan sejenisnya. Ketika itu Elo merasa kesulitan, sehingga harus menggunakan pelayanan pendampingan yang disediakan PLD UB.

Di akhir masa kuliahnya, Elo membuat sebuah film dokumenter sebagai skripsi. Film yang bertajuk "Life Without Limits" ini berkisah tentang pengalaman teman-teman disabilitas ketika membuat produk wirausaha dan mempromosikannya di Denpasar.

Elo berhasil menyelesaikan studinya dengan membanggakan. Elo mengaku bersyukur dapat berkuliah di salah satu kampus terfavorit di Indonesia. Ia pun menyampaikan harapannya dengan tulus untuk teman-teman disabilitas lainnya agar tetap bersemangat dalam meraih cita-cita.

“Tidak masalah jika merasa takut dengan suatu hal, namun selama masih ada niat dan tekad, maka jalani saja dulu karena semua berawal dari diri sendiri,” ungkapnya, dikutip dari laman resmi Vokasi UB.

Kisah perjalanan Elo Kusuma Alfred Mandeville di Universitas Brawijaya bukan hanya tentang kesuksesan akademis, melainkan juga tentang inspirasi dan harapan. Elo telah membuktikan bahwa keterbatasan yang dimilikinya tidak menjadi penghalang untuk meraih cita-cita yang diharapkan.

Editor : Nadiana Tsamratul Fuadah

Bey Machmudin Dampingi Menteri ATR Bagikan Sertifikat Tanah "Door to Door" di Tasikmalaya

Menari dari Hati, Gabungkan Pesona Tari Tradisi dan Global