bjb KPR General_Media Online_Media Online
news-details
berita
(dok. Kemendikbud)

UNESCO Tetapkan Hari Lahir A.A. Navis dan Keumalahayati Sebagai Hari Perayaan Internasional

BERITABAIK.ID - Dalam penutupan Sidang Umum UNESCO ke-42, Direktur Jenderal UNESCO mengumumkan hari lahir dua tokoh besar Indonesia ditetapkan sebagai hari perayaan tingkat internasional di UNESCO.

Penetapan ini berlangsung di sesi sidang Plenary Report dari rangkaian Sidang Umum UNESCO ke-42 di Paris, Prancis yang berlangsung pada 22 November 2023.

Kedua tokoh yang dijadikan perayaan ini adalah seorang sastrawan termasyur asal Sumatera Barat, A.A Navis, dan pejuang wanita yang berasal dari Kesultanan Aceh, Keumalahayati.

Adanya nama A.A Navis dalam pengusulan penetapan peringatan 100 tahun kelahiran Ali Akbar Navis (1924-2003) mendapat dukungan dari Malaysia, Federasi Rusia, Thailand, dan Togo.

Begitupun pada pengusulan penetapan peringatan 475 tahun kelahiran Keumalahayati (1550-1615), mendapat dukungan dari keempat negara yang sama.

Ali Akbar Navis atau A.A Navis adalah seorang terkemuka sastrawan dan budayawan Indonesia. Ia menjadi sosok ikonik bagi sastra Indonesia dalam keguruan dan kontribusi publikasi.

Selama hidupnya A.A. Navis telah menghasilkan 65 karya sastra dalam berbagai bentuk sejak mulai menulis pada 1950, meskipun baru mendapat perhatian media cetak sekitar tahun 1955. Salah satu karya A.A Navis yang paling terkenal adalah cerita pendek berjudul Robohnya Surau Kami.

Sedangkan Keumalahayati merupakan salah satu tokoh heroik perempuan paling awal di Indonesia. Dia dibesarkan di wilayah yang terkenal dengan tradisi maritimnya yang kuat dan mengenal dunia peperangan laut sejak usia muda.

Ayahnya adalah Laksamana Mahmud Syah, seorang panglima angkatan laut armada Aceh yang terampil dan dihormati. Kemampuan ini lah yang diwariskan sang ayah kepada putrinya.

Ketika ayahnya meninggal dunia, jabatan pemerintahan kosong. Akhirnya Sultan Alauddin Riayat Syah mengangkat Keumalahayati sebagai laksamana baru, mengingat bakat, keterampilan, dan tekadnya. Penobatan jabatan Panglima Angkatan Laut Kesultanan Aceh membuat Keumalahayati sebagai laksamana wanita pertama dalam sejarah Indonesia dan Asia Tenggara.

Keumalahayati juga pernah memimpin 2.000 orang pasukan Inong Balee (janda dari para pahlawan yang telah syahid) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda.

Penetapan peringatan atas tokoh ternama di negara anggota UNESCO memiliki kriteria penentuan berdasarkan tahun kelahiran atau kematian tokoh. Tokoh tersebut harus terkait dengan cita-cita dan misi organisasi dalam bidang pendidikan, budaya, ilmu pengetahuan alam, ilmu sosial dan kemanusiaan, serta komunikasi. Ini juga diusulkan dengan mempertimbangkan keterwakilan gender dan hanya dapat diusulkan secara anumerta, serta peristiwa yang memiliki cakupan universal atau setidaknya signifikansi regional. Pengusulan ini minimal didukung oleh 2 negara, memiliki dampak besar bagi negara maupun dunia, dan beberapa kriteria lainnya.

Penetapan dua tokoh Indonesia ini sekaligus mengukuhkan prestasi Indonesia dalam UNESCO selama periode Sidang Umum UNESCO ke-42 di tahun 2023 ini, di mana Indonesia berhasil terpilih sebagai anggota Dewan Eksekutif UNESCO, menjadi anggota Dewan International Programme for the Development of Communication (IPDC), Meresmikan Indonesian Corner di markas besar UNESCO, serta penetapan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi sidang umum UNESCO.

Editor : Nadiana Tsamratul Fuadah

Total Donasi Lebihi Target, BAZNAS Siap Salurkan Rp91 Miliar untuk Palestina

Bey Machmudin Serahkan 388.399 Sertifikat Hak Atas Tanah