bjb KPR General_Media Online_Media Online
news-details
Teknologi
Replika Roket (Dok. Kemdikbud)

Mengenal Sejarah GAMA, Roket Pertama Indonesia

BERITABAIK.ID - Pada tahun 1957, roket tanpa awak Sputnik I milik Uni Soviet berhasil diluncurkan. Peluncuran roket satelit di puncak perang dingin ini menjadi permulaan Uni Soviet dan Amerika Serikat memulai perlombaan Antariksa.

Namun, terbangnya Sputnik I juga ternyata menginspirasi dan membuat kagum mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Beberapa mahasiswa UGM yang berasal dari Jurusan Teknik Sipil, Teknik Kimia, dan MIPA kemudian bergabung untuk mewujudkan angan-angan tersebut.

Keinginan ini sempat tertunda karena pecahnya peristiwa Trikora. Di saat tersebut, pemerintah mewajibkan mahasiswa untuk ikut wajib militer jikalau sewaktu-waktu dibutuhkan. Tapi panggilan militer tidak juga kunjung datang, sehingga akhirnya mereka kembali bertemu untuk berkumpul dan membicarakan mimpi yang sempat tertunda.

Dikisahkan dalam laman Pengabdian UGM, ada 50 mahasiswa yang akhirnya bergabung pada Perkumpulan Roket Mahasiswa Indonesia (PRMI). Para mahasiswa tersebut di antaranya adalah Widodo, Suwarto, Harry Johannes, Ipeng Priyadi, dan Tanjung Musanto yang dipilih sebagai ketua PRMI. Pertemuan demi pertemuan terus mereka gelar untuk mematangkan gagasan pembuatan roket.

Pengetahuan tentang peroketan mereka pelajari secara otodidak. Mereka juga mendapatkan bantuan dalam bentuk uang, material, bahan-bahan kimia, hingga material launching pad dari berbagai lembaga, termasuk Bappenas dan Kementerian PTIP (Perguruan Tinggi dan Ilmu Pendidikan).

Tahun 1962 menjadi saksi sejarah untuk peluncuran roket pertama Indonesia, Gama-I. Roket tersebut sangat sederhana, berupa roket satu tingkat dengan satu tabung dan dilengkapi sirip kecil, namun telah menjadi impian bagi para anggota PRMI.

Ukuran roket tersebut tidak terlalu besar. Dilansir dari Historia, roket tersebut memiliki tinggi 900 mm dengan diameter 76 mm. Namun karena di masa itu peluncuran roket bukan hal yang biasa terjadi, pejabat setempat pun datang memantau.

Gama-I menjadi roket pertama yang meluncur di ASEAN dan menjadi yang kedua di Asia setelah Jepang.

Setahun setelahnya, pada 1963 UGM meluncurkan roket Gama IIA dan Gama IIB. Keberhasilan dua roket ini turut mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Presiden Sukarno menerima ucapan selamat dari Presiden Mesir, Gamal Abdul Nasser.

Apresiasi dari berbagai lapisan masyarakat begitu menggema. Pujian juga datang dari Presiden Sukarno dan Rektor UI, Kolonel Dr. Sjarif Thayeb yang dikutip surat kabar Nasional edisi 2 Oktober 1963 dalam judul, “Presiden Soekarno dan Rektor UI Sampaikan Salut pada Mahasiswa Gadjah Mada Berhubung Peluncuran Roket Pertama”. Berita ini pun juga dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat.

Roket-roket ini kemudian menjadi pemicu tahun-tahun mahasiswa Indonesia demam roket. Pada 1964, Institut Teknologi Bandung (ITB) ikut meramaikan dengan meluncurkan dua roket yang diberi nama Ganesha X-1A dan Ganesha X-1B, yang diterbangkan di Pantai Pameungpeuk, Garut.

Meluncurnya Gama juga menjadi awal mula lahirnya Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Dekan Fakultas Teknik UGM, Ir. Suwarno dipanggil Pemerintah Pusat dan diberikan tugas untuk menyusun rencana pembentukan LAPAN. Lembaga ini didukung oleh Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, serta seluruh ahli teknik di Indonesia.

Gama karya mahasiswa UGM dicatat menjadi roket pertama dalam sejarah Indonesia. Replika 1:1 dari roket tersebut kini terpampang di Museum UGM.

Editor : Nadiana Tsamratul Fuadah

Tinjau Pelaksanaan Seleksi PPPK Tenaga Kesehatan di Jabar, Bey: Berlangsung Aman dan Lancar

Timnas Jepang U-17 Pamit, Tinggalkan Ruang Ganti dengan Kesan Baik