bjb KPR General_Media Online_Media Online
news-details
Film
Ilustrasi bioskop. (dok. Pexels/Tima Miroshnichenko)

Rekomendasi Film Dokumenter tentang Keindahan Indonesia

BERITABAIK.ID - Banyak dari sineas Indonesia yang mencoba mendokumentasikan keindahan alam dan ragam budaya di Indonesia melalui film.

Dengan berbagai jenis suku, agama, dan ras yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, keindahan dari keberagaman Indonesia seolah tidak akan ada habisnya untuk dibahas.

Beberapa sineas turut mengabadikan keberagaman lewat kamera dokumenter. Namun, film dokumenter ini bukan hanya memanjakan visual, tapi juga sebagai sarana edukasi dan kisah yang menyentuh hati penontonnya.

1. The Bajau (2018)

(Dok. Watchdoc Documentary)

The Bajau adalah sebuah film dokumenter karya jurnalis Dandhy Dwi Laksono yang berkisah mengenai kehidupan suku Bajau atau Bajo. Dalam durasi 80 menit, The Bajau membawa penontonnya masuk ke dalam keseharian masyarakat tepi laut Sulawesi bagian utara.

Suku Bajo dikenal dengan “sea gypsy” karena hidupnya yang berdampingan dengan laut. Mereka juga dikenal sebagai penyelam yang handal. Film ini merekam percakapan antara Suku Bajo dengan laut yang menjadi identitas sejak nenek moyang mereka.

Suku Bajo hidup di Desa Torosiaje di Gorontalo dan Desa Morombo di Sulawesi Utara. Film ini menceritakan bagaimana kehidupan mereka dan perbedaan laut di antara kedua tempat tersebut.

Bagaimanapun, Suku Bajo telah bergantung kepada laut untuk mencari penghidupan sehari-hari.

Selain melihat dari sisi sosial, sepanjang film penonton juga akan diajak melihat keindahan laut Sulawesi yang biru dengan terumbu karang.

The Bajau merupakan produksi WatchDoc dan bisa ditonton di kanal youtube Watchdoc Documentary.

2. Semesta (2018)

(Dok. Tanakhir Films)

Semesta menjadi debut Tanakhir Films dalam memproduksi film dokumenter panjang. Film berdurasi 88 menit ini disutradarai oleh Chairun Nissa. Sementara bangku produser film ini diisi oleh Nicholas Saputra dan Mandy Marahimin

Film ini bercerita tentang tujuh sosok inspiratif dan keterlibatan mereka mengatasi perubahan iklim. Semesta akan memperlihatkan keragaman keyakinan dan budaya yang tujuan akhirnya sama-sama berfokus pada penjagaan lingkungan.

Film ini terseleksi untuk diputar di Suncine International Environmental Film Festival yang berlangsung di Barcelona, Spanyol pada November 2019.

Saat ini film Semesta sudah bisa dinikmati di kanal youtube Talamedia.

3. Banda: The Dark Forgotten Trail (2017)

(Dok. Lifelike Pictures)

Jika ingin melihat Indonesia dari sisi sejarah yang lebih dalam, Banda: The Dark Forgotten Trail menjadi pilihan yang menarik. Film ini menceritakan dua rona wajah Kepulauan Banda, Provinsi Maluku, keindahan dan keterlupaan.

Film besutan Lifelike Pictures ini disutradarai oleh Jay Subiakto. Naskahnya ditulis oleh Mohammad Irfan Ramly.

Fokus film ini adalah sejarah dan dinamika yang pernah terjadi di Kepulauan Banda. Bermula sejak masa Pala hanya tumbuh di Banda, sehingga menarik perhatian asing. Saat itulah Banda yang menjadi jalur rempah menemui masa gemilangnya.

Film ini ingin membuka masyarakat bahwa Banda memiliki peranan penting pada masa silam.

Bersama dengan pengambilan gambar yang indah disertai narasi puitis yang dibacakan oleh Reza Rahadian dan Ario Bayu, film ini juga akan membawa penonton seakan-akan sedang menelusuri Kepulauan Banda. Pemandangan Banda dengan benteng-benteng dan pantai yang eksotis memenuhi layar film ini.

Banda: The Dark Forgotten Trail meraih nominasi Piala Citra untuk Best Documentary Feature. Film ini juga mendapatkan nominasi Asia-Pacific Film Award dalam kategori Best Documentary Film.

Film Banda: The Dark Forgotten Trail masih tayang di Netflix.

Editor : Nadiana Tsamratul Fuadah

Bey Machmudin Tandatangani Raperda APBD Jabar 2024

PSM IPB Bawa Pulang Juara Umum di Praga Cantat International Choir Competition