Oleh karena itu, pihaknya melakukan kembali analisis lingkungan yang tertuju pada potensi yang ada di Kabupaten Sukabumi, termasuk mata pencaharian orang tua.
Sehingga, jika tidak terserap di dunia kerja, lulusan di SLBN Surade itu bisa berwirausaha atau minimal bisa membantu pekerjaan orangtuanya.
"Akhirnya baru tersusun ternyata mata pencaharian siswa itu petani, berarti saya putuskan kita ke pertanian," laya Dini.
Baca Juga: Tugu Sekolah Profil Pancasila, Simbol Pendidikan Berkarakter di Jabar
Karena tak terlalu paham soal pertanian, Dini pun belajar ke SMK Pertanian, jadi saya berkolaborasi.
"Jadi alurnya saya analisis dulu apa yang harus disiapkan. Analisis SDM, sarana prasarana dan juga kurikulumnya," ujarnya.
Mengingat SDM guru di bidang pertanian belum ada, Dini bekerja sama dengan Dinas Pertanian untuk memberikan penyuluhan kepada semua guru.
Begitupun dengan sarana prasarana sekolah yang belum ada, dia memutar otak agar lahan yang ada bisa dijadikan sebagai sarana untuk mendukung program tersebut. Akhirnya, setengah lapangan SLBN Surade dijadikan lahan perkebunan.
"SDM tidak ada saya kerja sama dengan dinas pertanian, yaitu untuk memberikan penyuluhan ke semua guru. Itu bulan pertama di Surade, makanya cepat," kata Dini.
Menurut Dini, sarana sekolah Surade luasnya 6,000 meter. Dengan lapangan yang luas, Dini berinisiatif memotongnya menjadi dua bagian.
Artikel Terkait
Kisah Seru Atep Menyapu Jalanan Kota Bandung dengan Truk Canggih
Ngobrol dengan Firman, Petugas Gober Muda yang Penuh Semangat
Kenalan dengan Lubna, Pendongeng Cilik Berbakat dari Bandung
Berbagi Cerita dengan Jajang, Penjaga Alas Kaki di Masjid Pusdai
Mengenal Elis Nurhayati, Sosok di Balik Layanan Digital SMAN 2 Cibinong