"Kalau pensil kertas itu kan gambar, melukis dengan pensil. Saya juga bikin komunitas Educraft yang sebelum covid-19 suka nongkrong di Balai Kota Bandung," terang Kang Abuy.

Dari isi pensil, Kang Abuy menghasilkan banyak karya seni. Sebut saja patung, mug, rantai, untaian nama orang, dan alfabet. Mana yang paling sulit?
"Sebenarnya setiap saya mengerjakan itu tanpa beban. Jadi enggak ada yang dianggap paling sulit. Tapi dari segi kesabaran, seni ukir pensil ini lebih mengasah kesabaran, apalagi kalau mengerjakan ukiran nama," ujar Kang Abuy.
Dia lantas memperlihatkan karya seni isi pensil berupa tulisan nama 'Ridwan Kamil'. Pengerjaan karya tersebut membutuhkan kesabaran. Satu huruf saja gagal atau patah, harus diulang dari awal.
"Nah itu yang bikin bete. Kalau yang di pensil warna, terpisah-pisah per huruf itu gampang, karena gagalnya satu huruf. Kalau 'Ridwan Kamil' udah bikin Ridwan terus huruf 'K'nya patah, ya diulang lagi dari awal," kata Kang Abuy.
Ada satu lagi karya seni isi pensil yang proses pembuatannya memakan waktu cukup lama yakni mata rantai.
Kang Abuy pun tak mengizinkan orang-orang memegang mata rantai tersebut karena khawatir patah atau rusak.

"Yang boleh pegang cuma saya. Nah, orang mengira karya mata rantai ini disambung-sambung. Padahal enggak. Ini satu rangkaian ukiran. Proses pembuatan mata rantai ini paling lama. Satu mata rantai bisa memakan waktu setengah jam," ujar Kang Abuy sambil memperlihatkan karya seni mata rantai.
Artikel Terkait
Suar Disabilitas, Media Inklusif dan Ramah untuk Teman Disabilitas
Cerita Dimas Pandawa, Dirikan Sekolah Budaya untuk Lahirkan Pemimpin Muda
Gotong Royong untuk Flobamora, Orang Muda NTT Bersatu Hadapi Krisis Iklim
Cerita Teklania Eta, Kampanyekan Setop Perkawinan Anak di Desa Kelahirannya
Jodi Dwiyanto, Gen Z yang Aktif Suarakan Dampak Perubahan Iklim