“Pada prinsipnya, material yang tidak memiliki titik leleh, tidak dapat digunakan dalam penyemprotan termal, hal ini membangkitkan keingintahuan saya. Saya pikir kita perlu mencari tahu bagaimana menyelesaikan ini,” kata Espallargas.
Baca Juga: Ada Aplikasi Distribusi Minyak Goreng, Warga tak Perlu Lagi Repot Antre
Dihadapkan pada keraguan bahwa dia bisa berhasil, Espallargas yang saat itu mengajar di Universitas Sains dan Teknologi Norwegia (NTNU) menggandeng Fahmi Mubarok yang di tahun 2010 itu juga tengah menyelesaikan pendidikan doktoralnya.
Tugas Fahmi adalah meneliti bagaimana silikon karbida – keramik, salah satu material sintetis yang paling keras – dapat disemprotkan secara termal.
Setelah beberapa kali percobaan dan kesalahan, momentum eureka mereka terjadi setelah percakapan dengan sejumlah kolega mereka.
Fahmi Mubarok dan Nuria Espallargas tersadar bahwa partikel silikon karbida harus dilindungi dengan sesuatu yang dapat memenuhi dua peran sekaligus.
“Saya menyadari bahwa senyawa tersebut harus mampu melindungi silikon karbida dari paparan suhu tinggi dan pada saat yang sama juga mengikat silikon karbida untuk membuat lapisan,” kata Mubarok.
Artikel Terkait
Kurangi Emisi Karbon, EDGE DC jadi Data Center Pertama yang Gunakan REC dari PLN
Educa Studio dari Salatiga Kembangkan Game Edukasi Tanah Air
Ada Aplikasi Distribusi Minyak Goreng, Warga tak Perlu Lagi Repot Antre
Mengenal Teknologi Warna RGBW Terbaru dari OPPO
Arkana Games Umumkan Jadwal Rilis 'Ahli Neraka Tycoon'
Pemerintah Luncurkan Situs Agregator Informasi Publik, Indonesiakini.go.id