bjb KPR General_Media Online_Media Online
news-details
Seni
Peserta Lio Genteng Festival Dodokaran berkumpul di Lapangan Volley Lio Genteng, Jumat (2/9/2022).

Merawat Permainan Tradisional lewat 'Lio Genteng Festival Dodokaran'

BERITABAIK.ID - Ada yang seru di Jalan Lio Genteng Kecamatan Astana Anyar Kota Bandung, Jumat (2/9/2022) malam.

Layaknya acara lomba 17 Agustus, warga yang rata-rata remaja dan anak-anak, tumplek di Lapangan Volley Lio Genteng.

Diterangi lampu sorot dan iringan musik, mereka berkumpul untuk mengikuti sebuah acara. Namanya 'Lio Genteng Festival Dodokaran 2022'.

Ya, warga sunda pada umumnya tentu mengenal istilah dodokaran, sebuah mainan mobil yang terbuat dari limbah kayu, bambu, dan karet bekas.

Baca Juga: Ini Dia Rangkaian Kegiatan Hari Jadi ke-212 Kota Bandung

Malam itu, Jumat (2/9/2022), sekitar pukul 20.00 WIB, didampingi orangtua, anak-anak berdatangan sambil membawa dodokaran.

Uniknya, dodokaran tersebut sudah dimodifikasi dalam berbagai bentuk. Ada yang menyerupai pesawat, perahu, mobil, dan mobil truk.

Ada pula dodokaran yang dihiasai miniatur Gedung Sate, Flyover Pasupati, Masjid Agung, serta saung ijuk.

Inisiator 'Lio Genteng Festival Dodokaran', Sandi Syarif mengatakan, kegiatan ini digelar untuk mengajak anak-anak mengingat permainan tradisional.

Baca Juga: Kupas Masalah HIV/AIDS di Jabar, JQR Gelar Diskusi 'Ruang untuk ODHA'

"Dulu setiap bulan Ramadan, di sini kita selalu bikin dodokaran. Nah, biar anak-anak tetap mengingat dodokaran, kita bikin festival ini," kata Sandi, Jumat (2/9/2022) malam.

Menurut Sandi, warga di kawasan Lio Genteng kebanyakan berprofesi sebagai Pedagang Kaki Lima (PKL) dengan penghasilan pas-pasan.

Walhasil, kata dia, untuk membelikan anak mereka mainan mobil zaman sekarang jelas akan terasa mahal.

"Sekarang tuh mobil-mobilan jenisnya banyak dan mahal-mahal. Makanya, dodokaran kan bisa jadi alternatif mobil-mobilan buat anak-anak," kata Sandi.

Baca Juga: Aksi Baik Mahasiswa UGM Peduli ODGJ lewat Terapi Seni Kriya Makrame

Lebih lanjut Sandi mengatakan, 'Lio Genteng Festival Dodokaran 2022' ini merupakan yang kegiatan ketiga sejak dimulai tahun 2018 lalu.

Sebelumnya, lanjut dia, festival yang sama sudah digelar sebelum pandemi yaitu pada 2018-2019.

Saat pandemi melanda, kata Sandi, festival tersebut otomatis terhenti. Baru tahun ini pihaknya bisa menggelar kegiatan serupa.

"Tahun ini yang ikut cukup banyak, ada 31 peserta. Model dodokarannya juga sudah beragam. Lengkap dengan lampu-lampu," kata Sandi.

Baca Juga: Para Delegasi U20 Nikmati Kuliner Khas Jawa Barat

'Lio Genteng Festival Dodokaran 2022', menghadirkan tiga juri masing-masing Wanggi Hoed (Pusat Studi Mime), Setia Adhi Kurniawan (SWRKS) dan Andi Waluya (Antropologi Budaya ISBI).

Para juri memberi penilaian berdasarkan bentuk, daya guna, kekokohan, kemudian performa saat membawakan dodokaran, serta narasi pembuatan.

 Dari hasil penilaian, Dedem tampil sebagai pemenang pertama, dengan model dodokaran modifikasi mobil zaman dulu. Dia pun menerima hadiah uang Rp300 ribu.

"Konsepnya mobil zaman dulu, tapi pakai variasi sekarang. Saya bikinnya seminggu. Yah, modalnya sekitar 50 ribuan," kata Dedem yang bekerja di sebuah bengkel tersebut.

Baca Juga: Kecelakaan Maut Bekasi, Ridwan Kamil: Semua Aspek Harus Dievaluasi

Sementara itu, Sandi berharap, lewat 'Lio Genteng Festival Dodokaran', anak-anak tetap mengingat dengan permainan tradisional khas Jawa Barat.

Menurut Sandi, dodokaran itu menjadi ajang mengasah kreativitas anak-anak karena pembuatannya yang mudah.

"Paling bahan yang dibutuhkan, karet, kayu. Jadi udah banget. Tambah sekarang kan anak-anak udah gak mau model mainan mobil kayak gini, sementara mobil-mobilan sekarang harganya mahal," kata Sandi.***  

 

 

 

Editor : Gin Gin Tigin Ginulur

Hangatnya Cerita dari Desa Birit, Desa Ramah Disabilitas di Klaten

Ini Dia Rangkaian Kegiatan Hari Jadi ke-212 Kota Bandung