BERITABAIK.ID - Masa pandemi mulai berakhir, beragam kegiatan secara bertahap kembali normal.
Momen pulih ini disambut sukacita oleh Komunitas Salihara lewat persembahan Musim Seni Salihara 2022 atau MSS 2022.
Melalui jargon Berseni Kembali, MSS 2022 semangat untuk menghadirkan sajian baru yang tidak hanya mempertontonkan pertunjukan seni saja melainkan pameran bertajuk Kelana Boneka, dan diskusi seni: Fokus!.
Direktur Program Komunitas Salihara Arts Center, Nirwan Dewanto memaparkan, makna Berseni Kembali bukan berarti sebelumnya kekurangan seni.
"Namun, sudah waktunya seni mengambil tempat lagi di tengah kancah hidup kita bersama, yakni bahwa kita, pemirsa, hadir berhadapan langsung dengan karya-karya seni," kata Nirwan dalam siaran persnya.
Baca Juga: Terinspirasi dari Kisah Cinta, Guruh Perdana Rilis Single 'Kau Pikir Mudah'
"Pameran seni rupa dan pertunjukan teater misalnya, adalah peristiwa yang—sebaik-baiknya—kita alami langsung,” tambah Nirwan.
Bagi Komunitas Salihara, kehadiran MSS 2022 ini menjadi wujud komitmen untuk terus menghidupkan semangat berkesenian setelah pembatasan sosial berskala besar di masa pandemi.
"Meski pandemi belum berakhir, kami terus berupaya untuk bisa memberikan perkembangan teraktual dalam dunia seni tanah air kepada masyarakat melalui program-program kami," kata Nirwan.
Pertunjukan MSS 2022 akan dimeriahkan penampilan 14 seniman individu atau kelompok dari Indonesia maupun mancanegara.
Empat di antaranya merupakan tayangan arsip atau pertunjukan yang sudah pernah ditampilkan di Komunitas Salihara.
Baca Juga: Sambut Tahun Baru Islam, dari Berbagi Kebaikan hingga Pawai Obor
Ugo Untoro, salah satu seniman dan perupa boneka yang karyanya juga akan ditampilkan dalam pertunjukan Musim Seni Salihara berkolaborasi dengan grup teater, Komunitas Sakatoya.
Ini merupakan penampilan perdana bagi boneka Ugo Untoro untuk tampil dalam sebuah pertunjukan teater.
Amongraga oleh Komunitas Sakatoya dan Ugo Untoro menjadi salah satu pertunjukan yang bisa dilihat langsung di Komunitas Salihara dimulai dari tanggal 6 Agustus hingga 4 September 2022.
Para penampil akan terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu luring (on-site), daring (online), dan pertunjukan arsip.
Untuk pertunjukan luring pengunjung dapat menyaksikan: Bar(u)atimur Ensemble, Fitri Setyaningsih, Josh Marcy, Komunitas Sakatoya dengan Ugo Untoro, dan Motekar; sedangkan untuk daring ada: Cloud Gate, Dewa Alit, Sinta Wullur dan Tatiek Maliyati.
Baca Juga: Melihat Keseruan Acara 'Udjo Reborn' di Saung Angklung Udjo
Salihara juga menyediakan pertunjukan lama yang dapat disaksikan kembali dalam pertunjukan arsip yang terdiri dari: Arica Theater Company, Speak Percussion, Otniel Tasman dan Rendra Bagus Pamungkas.
Selain pertunjukan, pengunjung juga bisa menikmati pameran boneka teater Nusantara yang bisa disaksikan di Galeri Salihara.
Pameran dengan tajuk “Kelana Boneka” ini akan menghadirkan puluhan boneka dari sembilan (9) seniman Indonesia.
Sebut saja Boneka Koran Sena Didi Mime, Kuntilanak Miss Tjitjih, Papermoon Puppet Theatre, Wayang Baja Hitam Enthus, Wayang Faisal Kamandobat, Wayang Golek Asep Sunandara Sunarya, Wayang Golek Den Kisot, Wayang Heri Dono dan Wayang Ukur Sukasman.
Tahun ini, berbeda dengan penyelenggaraan di tahun 2020, Musim Seni Salihara juga menghadirkan diskusi seni berbasis kesejarahan dengan nama Fokus!.
Baca Juga: Cerita Desy Amelia, Jadi Pemain Bola karena Panggilan Hati
Dengan tema “Pertumbuhan Teater Modern (di) Indonesia” seri diskusi daring ini akan mengajak peserta mengikuti perjalanan teater di Indonesia dari era kolonial hingga pascareformasi 1998 melalui enam (6) sesi diskusi.
Diskusi akan diisi tokoh-tokoh ternama dari kalangan penulis, sejarawan, pelaku seni, serta peneliti.
Di antaranya Arthur S. Nalan, Barbara Hatley, Benny Yohanes, Cahyaningrum Dewojati, Goenawan Mohamad, Ibed S. Yuga, Kurniasih Zaitun, M. Yoesoef, Matthew Isaac Cohen, N. Riantiarno, Slamet Rahardjo dan Yudi Ahmad Tajudin.
Seluruh jadwal pertunjukan, pemesanan tiket, dan detail acara bisa disaksikan secara lengkap di musimseni.salihara.org.***
Editor : Gin Gin Tigin Ginulur