bjb KPR General_Media Online_Media Online
news-details
Kisah Inspiratif
Tino Sidin dikenal sebagai guru gambar yang sering tampil di layar kaca pada era 1980-an.

Tino Sidin, Guru Gambar Inspiratif yang Dijadikan Nama Jalan

BERITABAIK.ID - Generasi tahun 1980-an tentu mengenal sosok inspiratif yang satu ini. Dia sering menghiasi layar kaca zaman masih TVRI.

Ya, namanya Tino Sidin, seorang seniman pendidik beraliran natural ekspresif berasal dari Yogyakarta.

Dikutip dari jogjaprov.go.id, Tino Sidin lahir di Tebing Tinggi Sumatera Utara pada 25 November 1925.

Dia merupakan seorang pujakusuma, yaitu putra Jawa kelahiran Sumatra.
Kepandaian melukis dan menggambar dia peroleh secara otodidak.

Kemudian, Tino Sidin mengambil studi di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) pada tahun 1960-1963.

Tino Sidin dikenal berkat acara "Gemar Menggambar" di stasiun Televisi TVRI. Acara ini merupakan acara apresiasi menggambar untuk anak-anak.

Baca Juga: Menilik Pesan Moral dalam Seni Teater Khas Betawi Lenong

Slogan Tino Sidin yang paling dikenal dari dulu hingga sekarang yaitu "Ya bagus!", mudah diingat dan selalu dia ucapkan saat membawakan acara dan mengajar menggambar.

Tino Sidin memulai kariernya di dunia kesenian pada usia 20 tahun sebagai guru gambar di Yogyakarta.

Seiring berjalannya waktu, karier Tino Sidin semakin menanjak pada era 1980-an. Dia mengisi program acara TVRI berjudul "Gemar Menggambar".

Tak hanya menjadi guru, Tino Sidin juga melahirkan banyak karya lukis. Karya-karyanya dapat dinikmati di bekas rumahnya yang kini diubah menjadi museum bernama Taman Tino Sidin.

Di kalangan para muridnya, Tino Sidin merupakan sosok guru legendaris. Seniman (Alm) Djaduk Ferianto mengatakan, cara mengajar gurunya itu persis seperti gaya mengajar ala Perguruan Taman Siswa.

Baca Juga: Agar Tenang Selama Berlibur, Kenalan dengan Asuransi Perjalanan Yuk!

Djaduk yang pernah berguru pada Tino Sidin mengatakan, dengan melakukan pendampingan pada anak, Tino mendorong mereka untuk menemukan kebebasan dalam berimajinasi dan berekspresi.

Tino Sidin meninggal dunia pada tanggal 29 Desember 1995 pada usia 7o tahun. Namanya kemudian diabadikan menjadi nama Museum Taman Tino Sidin yang dibangun di kediamannya Yogyakarta.

Melansir koropak.co.id, pada 2014 Tino Sidin mendapatkan Anugerah Komisi Penyiaran Indonesia dengan ategori Pengabdian Seumur Hidup. Namanya pun juga diabadikan menjadi nama jalan.

Setidaknya ada dua jalan yang menggunakan nama Tino Sidin. Pertama Jalan Tino Sidin di Ngestiharjo, Kasihan Bantul, Yogyakarta.

Jalan tersebut merupakan tempat tinggalnya yang kini jadi Museum Taman Tino Sidin.

Selanjutnya pada Juni 2022, Jalan Cikini VII di Menteng Jakarta Pusat diganti menjadi Jalan Tino Sidin. Jalan tersebut merupakan salah satu dari 22 nama jalan yang diganti pada saat itu. ***

Editor : Gin Gin Tigin Ginulur

Hati-hati, Jus Buah, Susu dan Cuka Sari Apel Bisa Merusak Gigi

Menilik Pesan Moral dalam Seni Teater Khas Betawi Lenong