bjb KPR General_Media Online_Media Online
news-details
Kisah Inspiratif
Akiat, juara dunia layang-layang asal Kota Bandung.

Kisah Akiat, sang Juara Dunia Layang-layang dari Kota Bandung

BERITABAIK.ID - Sosok yang satu ini pernah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.

Dia boleh dibilang jagonya turnamen layang-layang dunia. Berbagai prestasi dia torehkan hingga tersohor di seluruh dunia. 

Ya, Lei Fie Kiat namanya atau lebih dikenal dengan Koh Akiat, warga Bandung yang sering disangka orang Jepang atau Taiwan.

 

Dia pun menceritakan kisah hidupnya semasa kecil hingga akhirnya berhasil menjadi juara dunia layang-layang.

Awal kisah Akiat dimulai pada 1965 di usia 10 tahun. Kala itu, untuk mendapatkan uang jajan tambahan, Akiat membuat dan menjual layang-layang di daerah Kiaracondong sembari melihat orang-orang bermain layangan.

Baca Juga: Tekad Hericka Wulandari Ingin Jadi Guru SLB Sejak Muda

Menjual layang-layang masih terus dilakukan dan menyambi menjadi pelayan toko di tahun 1974.

Pada tahun 1986, Akiat akhirnya mengontrak sebuah rumah di Gang Sereh No 3, Cibadak, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, dan membuka toko layang-layang.

Di Gang Sereh, Akiat tak hanya berjualan layang-layang. Dia ikut bermain dengan warga sekitar, mempelajari teknik bermain layang-layang.

Akhirnya, Akiat jatuh cinta dengan layang-layang dan makin mempelajari lebih dalam permainan tersebut.

Koh Akiat merintis karier dari mengikuti lomba-lomba Agustusan. Kemudian berlanjut dan menjadi sering mengikuti lomba-lomba yang diadakan di Jakarta. Karena perlombaan layang-layang di Bandung masih jarang diadakan.

Baca Juga: Wedang Tahu Bu Kardi, Kuliner Tradisional Yogya yang Wajib Kamu Coba

Pada sebuah perlombaan layangan di tahun 1995, Akiat memikat Presiden Klub Layang-Layang Internasional, Ludovic Petit dengan kehebatannya.

Mereka pun bertemu dan berbincang-bincang, hingga Ludovic mengundang Akiat mengikuti lomba layang-layang dunia di Prancis pada tahun 1998.

Perihal tawaran tersebut, Akiat masih ragu lantaran panitia hanya menyiapkan biaya tiket dan akomodasi untuk 1 orang saja.

Sementara Akiat ingin istrinya ikut menemani karena dia tidak bisa berbahasa Inggris.

“Saya tidak bisa bahasa inggris, jadi harus ditemani istri. Istri saya bisa Bahasa Inggris,” kata Akiat dalam siaran pers yang diterima dari humas Bandung.

Baca Juga: #AksiBaik Bu Widi Berikan Les Matematika Gratis untuk Anak

Latihan yang dilalui Akiat saat itu tidaklah sederhana. Akiat mengayuh sepeda pada pagi hari dari Maribaya sampai ke Lembang.

Sorenya berlatih main layangan. Di malam hari, berenang dua kali dalam seminggu. Jumat-mingggu di sore hari, berlari ke hutan atau gunung. Dia juga terkadang mengikuti fitnes.


 
Beberapa pencapaian dunia Akiat antara lain, pada 1998 Juara I di Kejuaraan Dunia Layang-Layang di Kota Dieppe, Prancis dan Juara I  di Kejuaraan Layang-Layang Internasional di Koat Saclay, Prancis.

Tahun 2000, Juara I di Kejuaraan Layang-Layang Eropa di Kota Pyneneens, Prancis (sebagai tamu kehormatan).

Tahun 2002, Juara III di Kejuaraan Layang-Layang Dunia di Kota Dieppe, Prancis. Tahun 2004, Juara  I di Kejuaraan Layang-Layang Dunia di Kota Dieppe, Prancis.

“Menurut saya, orang di sini menganggap main layangan itu mainan anak kecil. Padahal itu kan bisa mengasah otak kanan dan kiri juga. Mainnya juga pakai feeling, dah harus paham teorinya," tutur Akiat. ***

Editor : Gin Gin Tigin Ginulur

'Kaqotun End of Safary', Pesta Rilis Debut EP Sillas yang Istimewa

Tekad Hericka Wulandari Ingin Jadi Guru SLB Sejak Muda