bjb KPR General_Media Online_Media Online
news-details
Kisah Inspiratif
Iman Santosa (45) saat tampil di Balai Kota Bandung.

Cerita Kang Iman, Bermain Gitar dan Tenis Meja di Tengah Keterbatasan

BERITABAIK.ID - Lantunan melodi gitar lagu “Kebyar-Kebyar” yang dipopulerkan musisi Gombloh sayup terdengar dari area parkir Balai Kota Bandung.

Saat dihampiri, suara itu rupanya berasal dari kepiawaian tangan Iman Santosa (45).

Pagi itu, Senin (29/8/2022), Iman sedang manggung bersama National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Band, yang dihuni para atlet serta pegiat olahraga paralimpik.

Atlet yang berasal dari teman-teman disabilitas ini sedang unjuk kebolehan di Balai Kota Bandung.

Setelah NPCI Band manggung, kami berbincang dengan Iman. Ya, karakter melodi gitarnya yang didominasi gaya rock 90-an menarik untuk ditelusuri.

Baca Juga: Peserta 'Cycling de Jabar 2022' Terkesan dengan Keindahan Jabar Selatan

“Saya mulai bermain gitar sejak SD. Sampai sekarang, gitar jadi teman saya kalau sedang sepi,” ucapnya.

Gitar model stratocaster dipilihnya, karena menurutnya instrumen tersebut dekat dengan gaya bermusiknya yakni rock.

Saat remaja, dia sempat aktif bermusik di Gelanggang Generasi Muda (GGM) di Kota Bandung. Setelah belajar otodidak, Iman pernah juga kursus, walau tak lama.

Buku akor gitar, tablature, dan not balok, menjadi incaran Iman remaja. Semuanya ia cari sendiri di tengah kegiatannya bersekolah.

Tentu dengan kaset dan CD band-band rock lawas seperti Mr. Big, Scorpions, atau Guns n Roses.

Baca Juga: Mengenal Pindang Gunung, Kuliner Legendaris Khas Pangandaran

“Di sekitar Pasar Cikapundung dulu banyak yang jual buku akor gitar dan juga tablature-nya. Saya belajar main melodi (interlude) dari sana,” kenangnya.

Untuk mengasah intuisi, dia kerap mengulik lagu-lagu lama. Isian gitar Paul Gilbert disebut banyak memengaruhi permainannya hingga saat ini.

“Selera saya kayaknya mentok di musik 90-an. Kayak golden era aja memang. Steve Vai buat saya terlalu kaya teknik, saya enggak kekejar kalau belajar isian gitarnya. Yngwie juga sama. Begitu dengar Mr. Big, saya ngerasa cocok aja,” bebernya soal idola dan pengaruh bermusiknya.

Iman yang seorang tunadaksa memainkan gitar sambil duduk. Meski begitu, melodi gitar Iman tak bisa dipandang sebelah mata. Jemarinya begitu lincah mengisi melodi lagu-lagu lawas.

Selain melodi gitar ‘Kebyar-Kebyar’ yang begitu menjejak di ingatan, Iman juga unjuk kebolehan saat membawakan lagu ‘Bento’.

Baca Juga: 'Festival Kuliner Keuken' Berpotensi Tembus Ajang Internasional

Antara Musik dan Tenis Meja

Kegiatan bermusiknya terus berlanjut hingga saat ini. Medio 2000-an, Iman sudah berpengalaman pindah dari satu band ke band lain. Namun, acuan bermusiknya tak berubah: lagu rock 90-an.

Dia baru ‘menyerah’ di era pertengahan 2000. Pengaruh band pop lokal menarik perhatiannya untuk mempelajari bagian gitarnya.

Selain bermusik, Iman juga aktif berolahraga. Tenis meja adalah olahraga yang diminatinya.

Tak berhenti di situ, cabang olahraga satu ini mempertemukannya dengan organisasi NPCI Kota Bandung.

Bertemu dengan teman-teman disabilitas lainnya, Iman mengeksplorasi bakatnya di bidang musik dan tenis meja.

Baca Juga: Pemkot Bandung Siapkan Desain Penataan PKL Monumen Perjuangan

Selain mengikuti program latihan untuk kejuaraan, ia juga aktif bermusik dan membentuk NPCI Band.

“Dua sampai tiga tahun ke belakang, aktivitas bermusik memang sempat terbagi sama latihan tenis meja,” ujarnya.

Pada 2019 hingga 2020, Iman memang disibukkan dengan kegiatannya berlatih untuk mengikuti ajang Preparnas di Papua pada 2021.

Meski begitu, bermusik tak pernah ia tinggalkan. Bagi Iman, gitar dan musik adalah teman sejati yang selalu ada bagi dirinya.

Semua Bisa Berkarya

Dia menyoroti kemampuan bermusik teman-teman disabilitas lainnya. Kata Iman, meski terkendala keterbatasan, namun, teman-teman disabilitas punya kemampuan luar biasa, salah satunya di bidang musik.

Baca Juga: Cerita Aira Aenurrahmah, Senang Terima Bantuan Kaki dan Tangan Palsu

Karena itulah, Iman mengajak kepada teman-teman disabilitas lainnya, untuk terus konsisten menjalankan bidang yang digemari.

“Semua punya potensi berkembang sih. Mereka punya skill luar biasa di bidang musik,” terangnya.

Pria kelahiran 1977 ini juga berharap agar bisa terus main gitar dan bermusik, meski kini tenis meja juga menjadi salah satu kegiatannya. Dia berharap musik terus menjadi bagian hidupnya.

“Main musik sih semoga bisa terus jalan,” katanya.

Dia berpesan, khususnya kepada sesama musisi dan atlet disabilitas, supaya tidak lelah berlatih dan menampilkan yang terbaik.

Sebab, menurutnya, keahlian dan kegemaran itulah yang akan menjadi teman paling dekat dengan dirinya. 

Sehat selalu, Kang Iman!***

 

 

Editor : Marshal Deru Bumi

Monik, Melawan Diskriminasi lewat Medali Emas Angkat Berat

Peserta 'Cycling de Jabar 2022' Terkesan dengan Keindahan Jabar Selatan