bjb KPR General_Media Online_Media Online
news-details
Kisah Inspiratif
Alza Nashua Shahira.

Kisah Alza, si Jago Catur yang Menginspirasi lewat Pendidikan

BERITABAIK.ID - Kenalin nih, TemanBaik asal Pacitan. Namanya Alza Nashua Shahira.

Atlet catur ini menginspirasi kita dengan keberhasilannya mendapat beasiswa hingga kini berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Dia tinggal di Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

Alza yang terlahir dari keluarga kurang mampu. Sebagai informasi, Ayahnya, Ismanto (57) bekerja sebagai tukang serabutan dan pengumpul barang rongsokan.

Begitu pun ibunya, Purwati (54) juga membantu mengumpulkan barang bekas di sekitar kota Pacitan.

Baca Juga: Berseni Kembali Bersama 'Musim Seni Salihara 2022'

Kemampuan Alza bercatur sudah tampak sejak duduk di bangku sekolah dasar. Dia pernah menyabet juara tingkat provinsi dan nasional.

Berbagai kejuaraan catur tingkat provinsi dan nasional dalam catur berlanjut hingga di bangku SMA.

Sejauh ini, sudah 38 piagam dan 17 medali yang telah dikumpulkan. Berkat kemampuannya dalam olahraga catur itulah, Alza mendapat beasiswa dari pemerintah Kabupaten Pacitan.

Masa SMA ditamatkannya dengan beasiswa dari Pemkab Pacitan, juga bonus sebagai atlet berprestasi Pacitan sebesar Rp20 Juta.

Kepiawannya bercatur juga dibarengi dengan prestasi akademik. Sejak di bangku sekolah dasar, ia selalu berada di posisi tiga besar. Bahkan, di SMA ia selalu mendapat juara satu.

Baca Juga: Terinspirasi dari Kisah Cinta, Guruh Perdana Rilis Single 'Kau Pikir Mudah'

"Hanya di SMP nggak ranking, mungkin kebanyakan latihan catur," kata Alza seperti dikutip dari laman resmi UGM.

Saat pendaftaran jalur SNMPTN tahun ini, Alza memilih untuk kuliah di UGM. Sebelumnya ia meminta persetujuan dari kedua orang tuanya jika ia ingin mendaftar di prodi ilmu ekonomi FEB UGM. Bahkan, prodi itu satu-satunya yang ia pilih.

"Sejak dulu sukanya dengan ilmu ekonomi," katanya.

Remaja putri dengan rambut panjang sebahu ini mengaku bangga bisa diterima kuliah di UGM. Padahal, awalnya ibunya sedikit keberatan jika ia harus kuliah di luar kota Pacitan.

Hal itu dilandasi faktor ekonomi. Katanya, orang tua Alza hanya mampu mengumpulkan uang Rp1,5 juta perbulannya dari hasil bekerja.

Namun, Alza meyakinkan kedua orang tuanya bahwa ia juga mendaftar Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.

Baca Juga: Sambut Tahun Baru Islam, dari Berbagi Kebaikan hingga Pawai Obor

Jika ia lolos, kata Alza, Ayah dan Ibunya tidak perlu khawatir soal biaya kuliah maupun biaya hidup karena bantuan tersebut juga termasuk uang saku untuk Alza.

"Enggak kebayang bisa masuk ke UGM. Nanti kan temannya lebih pintar dan wawasan lebih luas, semoga saya lebih baik lagi nantinya," katanya.

Sebagai orangtua, Ismanto dan Purwati tidak berharap banyak pada Alza. Bisa kuliah di UGM saja ia mengaku bersyukur.

Namun dia berharap suatu saat nanti Alza bisa meningkatkan derajat kehidupan keluarganya yang selama ini dikenal dengan keluarga pengumpul rongsokan.

"Saya hanya tamatan SMP, ibunya lulus SMA. Sejak kecil tidak pernah minta-minta lebih ke orang tuanya. Tahu keadaan orang tua,” kata Ismanto.

Alza mengaku nantinya akan aktif menekuni hobinya dalam bermain olahraga papan bidak tersebut. Apalagi di UGM memiliki Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Catur.

"Tetap konsisten main catur, mungkin sudah terlanjur suka. Tapi ya nanti tetap fokus kuliah," pungkasnya.***

 

 

Editor : Marshal Deru Bumi

Rilis Single Baru, Andira Siap Menyongsong Album Kedua

Berseni Kembali Bersama 'Musim Seni Salihara 2022'