BERITABAIK.ID - Aleshia Ziya (7) duduk bersila di atas terpal biru yang dihamparkan di salah satu sudut lapangan SDN 164 Karangpawulang.
Dia tampak asyik mewarnai sketsa gambar kupu-kupu di atas kain putih. Dengan telaten, Ziya mengisi ruang-ruang kosong pada sketsa tersebut.
Uniknya, Ziya bukan mewarnai dengan pensil warna, crayon, atau spidol, tetapi menggunakan canting atau alat melukis batik.
Bak seorang pembatik, Ziya pun cekatan memindahkan cairan khas untuk membuat batik dengan menggunakan canting.
Ya, siang itu, Senin (3/10/2022), Ziya sedang mengikuti kegiatan membatik bersama sejumlah siswa SDN 164 Karangpawulang lainnya.
Baca Juga: Vierratale Suguhkan Kembali ‘Semua Tentangmu’ dalam Format Orkestra
Meski baru berusia 7 tahun, Ziya terlihat mahir menggunakan canting, sebuah alat pokok utama dalam membatik.
"Senang bisa ikut membatik," kata siswi Kelas 1 SDN 164 Karangpawulang yang bercita-cita jadi dokter tersebut.
Kegiatan membatik di SDN 164 Karangpawulang merupakan rangkaian dari peringatan Hari Batik Nasional setiap tanggal 2 Oktober.
Selain membatik, para siswa juga mengikuti beragam acara yang terkait dengan Hari Batik Nasional, di antaranya fashion show.
Dinni Adrian, inisiator acara membatik di SDN 164 Karangpawulang bertujuan mengenalkan batik kepada para siswa. kegiatan tersebut.
Baca Juga: Tridiku Argonaut, Mesin Cetak 3D Serba Bisa Buatan Anak Bangsa
"Kita mengedukasi siswa mengena batik, bagaimana pembuatan batik, tahapannya, alatnya apa saja," kata Dinni, Senin (3/10/2022).
Dalam acara tersebut, Dinni membawa beberapa motif batik yakni angklung, Jalan Asia Afrika, Bunga Patra Komala, dan Kutilang.
Disinggung pandangannya mengenai batik, Dinni menilai saat ini orang-orang sudah tak malu lagi mengenakan kain khas Indonesia tersebut.
"Orang-orang sudah lebih pede. Di dunia kerja, mengenakan batik sudah dua kali dalam satu minggu," kata Dinni.
Kepala SDN 164 Karangpawulang, Ade Sabarudin menjelaskan, kegiatan tersebut masih dalam rangkaian Hari Batik Nasional.
Baca Juga: Yuk, Kenali Penyebab Radang Tenggorokan yang Sering Tak Disadari
"Jadi kita apresiasi batik itu untuk dikenalkan kepada anak-anak sebagai warisan yang harus dijaga, dan memberikan edukasi," kata Ade.
Menurut Ade, anak-anak perlu mendapat penjelasan mengenai batik agar memahami kain khas Indonesia tersebut.
"Selain itu juga untuk memperkaya pengetahuan anak-anak tentang batik, siapa pembuatnya, apa saja alat-alatnya," ujar Ade.
Ade menambahkan, kegiatan membatik tersebut tak berhenti sampai di sini saja. Ke depan, lanjut Ade, pihaknya akan membuka slot kegiatan ekstrakurikuler membatik.
"Nanti akan diperkenalkan kepada anak-anak mengenai batik dengan cara yang sederhana. Kita lakukan secara bertahap," tambah Ade.
Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung Tantan Surya Santana mengapresiasi acara batik di SDN 164 Karangpawulang.
Menurut dia, batik bukan sekadar baju, tapi sudah menjadi ciri budaya Tanah Air. Aspek budaya tersebut, lanjut dia, harus dilindungi mulai dari anak usia dini, sekolah dasar, dan menengah.***
Editor : Gin Gin Tigin Ginulur