bjb KPR General_Media Online_Media Online
news-details
Indonesia Bercerita
Penampilan para penari dalam 'Tari Merak Sadunya' di Gedung Sate, Minggu (18/9/2022).

Gerakan Kompak Seribu Penari dalam Kolosal ‘Tari Merak Sadunya’

 

BERITABAIK.ID - Ada acara seru nih di Gedung Sate, Bandung. Bertajuk ‘Tari Merak Sadunya’, lebih dari 1.000 penari tumpah ruah menyajikan tari merak secara kolosal.

Ribuan peserta tersebut berasal dari berbagai kalangan. Tua, muda, semua tumpah ruah untuk menari dan memperingati Hari Perdamaian Dunia.

Selain digelar secara luring di Halaman Gedung Sate, acara ini juga digelar secara daring.

Widya (54) adalah salah satunya. Ia mengikuti serangkaian proses latihan hingga akhirnya tampil dalam tari kolosal ini.

Kepada Beritabaik.id, Widya mengaku bangga dapat terlibat di acara ini.

"Ya, saya merasa bangga ya, untuk warga Jawa Barat mempunyai kesenian Sunda, walaupun usia kita-kita sudah 50 tahun ke atas, tapi masih semangat dalam menarikan tari Sunda ini," ucapnya, Minggu (18/9/2022).

Baca Juga: Jenang Gempol dan Dawet Camcau, Kuliner Nikmat Turun Temurun dari Yogyakarta

Selama proses latihan, ia mengikuti gerakan-gerakan keindahan burung merak, terutama pada sayapnya yang memiliki motif khas dan berbagai gradasi warna merah, biru, dan kuning.

"Waktu latihannya setiap hari Minggu, di monumen perjuangan Jawa Barat," ucap Widya.

Widya berharap, adanya kegiatan ini, bisa menarik wisatawan lebih banyak lagi dan wisatawan bisa mempraktikkan tari merak yang berasal dari Jawa Barat.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Benny Bachtiar menuturkan tema 'Merak Sadunya' adalah simbol menjaga kerukunan dan membangun penghargaan terhadap keberagaman saudara sebangsa setanah air.

Ia menambahkan, kegiatan ini merupakan upaya merawat semangat gotong royong melalui strategi mengenalkan nilai-nilai budaya kearifan lokal di ruang publik.

Senada dengan Benny, Pemerhati Budaya dari Rumpun Indonesia Marintan Sirait menyebut Tari Merak merupakan simbol yang tepat untuk merepresentasikan kepedulian perempuan terhadap lingkungan.

Kata Marintan, kegiatan ini dapat membangun semangat gotong royong bagi perempuan yang masih memiliki keterbatasan bersuara, dan dukungan terhadap gerakan inklusif. 

"Melalui kerja sama lintas komunitas ini, kami meyakini bahwa pendekatan seni mampu membuka ruang ekspresi juga sekaligus menjadi jembatan untuk berpikir secara kritis mengenai persoalan sosial yang berkembang di tanah air dan dunia," tuturnya.

Baca Juga: Wisata Naik Sepeda Motor Listrik, Ridwan Kamil Jajal Rute Ciwidey

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang hadir dalam acara ini berpesan agar seluruh masyarakat Jawa Barat sama-sama menjaga dan melestarikan tarian yang berasal dari Jawa Barat ini.

Ia optimis, Jawa Barat dapat meraih penghargaan sebagai Provinsi terbaik di bidang seni budaya, setelah sebelumnya menyandang predikat terbaik di bidang olahraga.

“Jadi titip, dari ibu-ibu sampai anak-anak, ini warisan yang sangat luar biasa. Insya Allah kita juga akan jadi provinsi terbaik di bidang budaya, asal tari merak sampai kecapi suling harus kita lestarikan," pesannya.

Sebagai informasi, kegiatan ini merupakan kerja sama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat dengan gabungan pegiat kemanusiaan serta komunitas seni dan budaya yakni: Rumpun Indonesia, Pusat Bina Tari Bandung, Sasikirana KoreoLab & Dance Camp, serta Jabar Masagi. ***

Editor : Okky Adiana

Siap-siap, Tahun ini 'Rock in Solo' Kembali Menggelegar!

Jenang Gempol dan Dawet Camcau, Kuliner Nikmat Turun Temurun dari Yogyakarta