Namun, ia kerap turun ke lapangan mengikuti beragam kegiatan sosial lingkungan. Inilah yang menjadi inspirasi Sae untuk membuat produk dari sampah plastik.
"Awalnya dari keresahan. Kalau pulang ke rumah pasti lewatin TPS di pinggir jalan yang selalu penuh. Rasanya kok ganggu banget ya lihat sampah setumpuk itu," katanya.
"Terus pernah ikut kegiatan sosial di Bantar Gebang. Lihat kondisi di sana yang truk sampah tuh tiap menit datang bawa sampah melebihi kapasitas," kata Sae.
"Saya berpikir, di ibu kota yang harusnya semua serba maju, tapi kok pengolahan sampahnya masih gini ya. Bagaimana dengan daerah lain?" imbuhnya.
Akhirnya ia pun melakukan riset selama 2,5 tahun untuk mencari tahu cara mengolah sampah plastik agar tetap memiliki fungsi dan bernilai ekonomi.
Baca Juga: Sungai Cimeta Berwarna Merah, DLH Jabar Pastikan tak Berbahaya
Sae pun menggaet Yahya yang memiliki latar belakang pendidikan manajemen. Lalu mengajak Regi yang berasal dari lulusan teknik mesin.
Proses pembuatan produk Newhun pun tak bisa dibilang mudah. Mulai dari memilah sampah, mencuci, mencacah, injeksi/melting, cetak, dan merangkai.
Bagi Sae, tahapan tersulit adalah saat proses memilah dan mencuci sampah.
"Sampah plastik itu ada 7 jenis dan harus kita pisahkan sesuai jenis dan warna. Setelah itu dicuci dengan cara manual," kata Sae.
Artikel Terkait
Analogi Cermin Keluarga Ridwan Kamil
Kisah Tukang Pijat Naik Haji, Bantu Jemaah Tetap Bugar saat Ibadah
Mengenal Davina, Siswi SMAN 3 Peraih Prestasi Berbagai Olimpiade Sains
Bikin Bangga, Dua Hafiz Indonesia Ukir Prestasi di Ajang MTQ Internasional
Festival BerjuanGg, Langkah Komunitas Karasa Bandung Hidupkan Gang