bjb KPR General_Media Online_Media Online
news-details
Teknologi
(dok. UGM)

Berbasis AI, Mahasiswa UGM Berhasil Kembangkan Alat Deteksi Dini untuk Stunting

BERITABAIK.ID - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengembangkan alat pendeteksi dini stunting yang berbasis Artificial Intelligence (AI). Alat deteksi ini diberi nama Electronic Stunting Detection System (ESDS) dan dirancang terintegrasi dengan aplikasi pada ponsel pintar.

Alat ini dikembangkan lewat pendanaan hibah Dikti dan berhasil lolos ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2023. Mahasiswa yang terlibat dalam proyek ini berisikan lima orang, yakni Haidar Muhammad Zidan (IUP Elektronika dan Instrumentasi), Faiz Ihza Permana (Teknik Biomedis), Ichsan Dwinanda Handika (Teknik Biomedis), Salsa Novalimah (Gizi Kesehatan), dan A. A. Gde Yogi Pramana (IUP Elektronika dan Instrumentasi) yang menjadi ketua pengembangan ESDS.

Seperti yang dikutip dari laman resmi UGM, Yogi menjelaskan alat ini adalah bentuk kepedulian mereka terhadap tingginya kasus stunting yang terjadi di Tanah Air. Deteksi dini stunting seperti ini sebenarnya sudah dilakukan di banyak posyandu, namun sering terjadi kesalahan karena ketidakakuratan penghitungan dan evaluasi perkembangan pada anak di bawah usia dua tahun.

Ini bisa terjadi karena kurangnya keterampilan kader posyandu dan tidak sesuainya alat pengukur dengan standar antropometri. Biasanya pengukuran anak di bawah dua tahun diukur menggunakan infantometer board dan timbangan. Namun tidak semua posyandu memiliki akses untuk alat-alat tersebut. Sehingga pengukuran yang dilakukan masih kurang akurat.

“Saat memakai timbangan dacin yang berbasis manual dengan model ayunan, proses penimbangan dan pengukuran bisa tidak akurat karena bayi tidak nyaman dan banyak bergerak. Selain itu, proses kalibrasi timbangan tak jarang dengan cara menambahkan kerikil yang dimasukkan ke dalam plastik dan diikat di ujung timbangan dacin, sehingga rentan bagi alat tersebut untuk melakukan kesalahan pengukuran,” papar Yogi pada Senin (20/11/2023) di ruang Fortakgama UGM.

Yogi juga menerangkan bahwa alat yang dikembangkan ia dan kawan-kawannya dapat melakukan pengukuran massa dan panjang tubuh pada bayi secara cepat. ESDS akan menyimpan hasil pengukuran secara otomatis sebagai data di aplikasi. Dengan begitu, pertumbuhan dan perkembangannya dapat dipantau secara berkala untuk mendeteksi dini gejala stunting pada anak di bawah umur dua tahun.

“Alat ESDS berbasis artificial intelligence ini dirancang agar dapat menghemat waktu serta meminimalkan kesalahan pengukuran karena faktor kesalahan manusia yang masih menggunakan alat ukur secara konvensional,” terangnya.

ESDS merupakan hasil pengembangan dari produk yang telah ada sebelumnya, dengan memodifikasi pada framework sistem informasi.

Produk ini terintegrasi dengan sistem informasi yang menampilkan informasi tumbuh kembang anak, status gizi pada bayi dua tahun, indikasi stunting pada anak, edukasi sederhana terkait gizi, serta menampilkan riwayat tumbuh kembang anak. Metode pencatatan digital dapat mempercepat proses pemutakhiran data dengan basis data pusat secara realtime. Sistem informasi yang disajikan tersedia dalam bentuk website dan aplikasi mobile.

“Alat ini terintegrasi dengan web-application untuk mengendalikan alat ukur bagi kader yang melakukan antropometri dan menampilkan laman untuk registrasi bayi,” ujar Yogi.

Faiz menambahkan dalam pengambilan keputusan apakah anak terindikasi stunting atau tidak, digunakan algoritma SMOTE-ENN. Algoritma ini terintegrasi dengan Ensemble Learning.

Algoritma tersebut memiliki keunggulan dibandingkan dengan algoritma lainnya, yaitu pelatihan pada data hanya terjadi ketika ingin melakukan prediksi sampel, sehingga algoritma dapat berjalan lebih cepat.

Sedangkan Ensemble Learning nantinya mengklasifikasikan uji sampel berdasarkan data dinamis seperti pada data pengukuran stunting yang terus bertambah.

Faiz juga berharap, alat ini dapat mendorong percepatan penurunan stunting.

“Dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2022, prevalensi stunting pada anak di bawah 5 tahun masih tinggi yakni sebesar 21,6%. Harapannya kehadiran alat ini bisa membantu deteksi dini stunting sehingga mendorong percepatan penurunan stunting di tanah air,” pungkasnya.

Editor : Nadiana Tsamratul Fuadah

Kemenag Produksi Video Alkitab Bahasa Isyarat, Kado Natal Bagi Disabilitas

Bersama Himbara, BJBR Juara 3 ARA 2022 Kategori Perusahaan Go Publik Keuangan