bjb KPR General_Media Online_Media Online
news-details
berita
Perhimpunan Entomologi Indonesia (PEI) bersama Syngenta dan seluruh stakeholder gelar forum dialog penyerbuk 2023. (Foto: Gin gin T Ginulur)

Hari Lebah Sedunia, Tingkatkan Kesadaran Pentingnya Peran Penyerbuk

BERITABAIK.ID - Tahukah TemanBaik, tanggal 20 Mei diperingati sebagai World Bee Day atau Hari Lebah Sedunia?

Ya, pencanangan tersebut merupakan upaya PBB meningkatkan kesadaran akan pentingnya penyerbuk, ancaman yang dihadapi, serta kontribusinya terhadap pembangunan berkelanjutan di sektor pertanian.

Nah, sejalan dengan peringatan World Bee Day, sebuah kegiatan bertajuk “Forum Dialog Penyerbuk: Peran Penting Penyerbuk dan Lebah untuk Praktik Pertanian Regeneratif” digelar di Travello Hotel Bandung, Sabtu (20/5/2023).

Acara tersebut merupakan kolaborasi antara Perhimpunan Entomologi Indonesia (PEI), IPB University, Universitas Padjadjaran, Asosiasi Perlebahan Indonesia (API), dan Indonesian Pollinator Initiative (IPI).

Ketua Pelaksana Dialog Prof Dr Ir Damayanti Buchori mengatakan, pada 2017 Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mencanangkan 'World Bee Day' atau 'Hari Lebah Sedunia' yang jatuh pada 20 Mei.

Baca Juga : Kolaborasi Jabar-Australia dalam Konser Jabar X Melbourne Symphony Orchestra

Dia mengatakan, penurunan jumlah lebah akan berdampak pada penurunan produksi pangan dunia.

"Lebah merupakan penyerbuk paling produktif dan beragam di sebagian besar dunia, dengan lebih dari 20.000 spesies yang tercatat (Klein et al. 2007)," ujar dosen Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB itu.

Damayanti mengatakan, pihaknya melakukan restorasi habitat bagi penyerbuk sebagai bagian dari regenerative agriculture (pertanian regeneratif) yang perlu digalakkan.

Oleh karenanya, kata Damayanti, pendekatan pertanian regeneratif memiliki potensi untuk membantu mengembalikan ekosistem di sekitarnya dengan serangga, mamalia, dan burung yang bermanfaat.

Selain berperan penting dalam produksi pangan, lanjut Damayanti, lebah memiliki nilai ekonomi bagi peternak. Hal ini dikarenakan lebah dapat menghasilkan madu, propolis, bee polen dan wax atau lilin.

Baca Juga : Tuntaskan Penantian 32 Tahun, Indonesia Raih Emas Sepak Bola SEA Games!

"Perhimpunan Entomologi Indonesia (PEI) sebagai asosiasi di bidang entomologi (serangga) memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kepedulian masyarakat luas terhadap lebah," tutur Damayanti.

Damayanti menegaskan, PEI berinisiatif mengadakan sebuah Dialog Forum Penyerbuk sebagai ajang diskusi para akademisi, pembuat kebijakan, petani, peternak, dan sektor swasta (private sector).

Mereka, lanjut Damayanti, bersama-sama membangun diskursus mengenai lebah dan pelestariannya dalam rangka mencari solusi untuk mengatasi masalah perlebahan di Indonesia.

"Pada tahun 2021, PEI telah berdialog dengan berbagai pihak dan salah satu temuannya adalah kelestarian lebah terancam karena hilangnya habitat yang menjadi tempat hidup dan sumber makanan bagi lebah," jelasnya.

Menurut Damayanti, spesies lebah hutan Apis dorsata dilaporkan banyak menghilang dari kawasan Sumatra dan Kalimantan.

Hal itu terjadi akibat hilangnya habitat bagi pohon sialang yang menjadi tempat lebah hutan tersebut bersarang.

Baca Juga : Ridwan Kamil Inspeksi Pengaspalan Jalan Provinsi di Bandung Barat

Selain itu, lanjut dia, beberapa daerah juga melaporkan adanya penurunan populasi spesies lebah tertentu akibat perubahan musim.

Sementara itu, Ketua PEI, Prof Dr Ir Dadang menjelaskan, PEI sebagai asosiasi entomologi ingin meningkatkan kepedulian serta kapasitas anggotanya maupun masyarakat tentang serangga dan penyerbuk lainnya.

"Sebagai asosiasi yang memiliki perhatian terhadap serangga, PEI akan terus mendukung kegiatan-kegiatan positif untuk menjaga keanekaragaman serangga di Indonesia, terutama lebah dan serangga penyerbuk lainnya," tutur Dadang.***

Editor : Gin Gin Tigin Ginulur

Kolaborasi Jabar-Australia dalam Konser Jabar X Melbourne Symphony Orchestra

Cerita Bu Pur, Ketika Kebaya Melintasi Zaman di Pasar Beringharjo