bjb KPR General_Media Online_Media Online
news-details
Indonesia Bercerita
Suasana belajar di Sekolah Alam Bandung (SAB) di kawasan Dago Pojok.

Melongok Keseruan Anak-anak Belajar di Sekolah Alam Bandung

BERITABAIK.ID - Belajar bisa dilakukan di mana saja. Tak terbatas ruangan, alam terbuka pun bisa jadi lokasi menimba ilmu.

Itu pula yang terlihat di Gang Cikalapa II Nomor 4, Kampung Tanggulan Dago Pojok, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung.

Sejumlah anak-anak usia sekolah dasar, tampak berkumpul di lokasi tersebut. Ada yang di lapangan, banyak pula yang duduk-duduk di saung. 

Berpakaian bebas, mereka tampak bernyanyi 'Ojo dibandingke' yang saat ini sedang viral. Yang lain, terlihat sedang bermain-main di lapangan. 

Ya, anak-anak itu sedang belajar di Sekolah Alam Bandung (SAB), sebuah tempat menimba ilmu yang memiliki konsep belajar di alam.

Alam sebagai sumber belajar serta medianya, sementara anak-anak bisa mendapatkan pengalaman baru dengan alam.

Baca Juga: Cek Pasar Tradisional, Ridwan Kamil: Harga Kebutuhan Pokok Masih Stabil

"Sekolah alam ini kan sebenarnya tidak hanya di Kota Bandung, tapi hampir di seluruh Indonesia dan sudah memiliki sekolah alam yang tergabung dalam sekolah alam nusantara," ujar Kepala SD Alam Bandung, Subakah Abdul Aziz, saat ditemui Beritabaik.id, Senin (12/9/2022).

Dia mengatakan, suasana di sekolah tersebut memang sangat berbeda dengan umumnya yang memiliki ruang kelas dengan dinding-dinding.

Di SAB, kata Abdul Aziz, ruang kelas yang hanya disekat kayu atau bilik. Kondisi ini membuat suasana sekolah tersebut cukup nyaman karena berbalut nuansa alam.

"Kalau menurut saya sih suasananya sangat enak sih," ujarnya.

Selain itu, banyak sisi positifnya yang bisa diambil siswa-siswi tersebut saat belajar di SAB.

Di sekitar sekolah, ada lahan pertanian, peternakan dan sawah, yang bisa dimanfaatkan para siswa.

"Di SAB ini kan dekat dengan pertanian, peternakan juga perkebunan, jadi suasananya nyamanlah dan enak," imbuhnya.

Baca Juga: Mengenal Gelaja Diabetes Tipe 2 yang Jarang Disadari Penderitanya

Abdul Aziz menjelaskan, tujuan didirikannya SAB untuk bisa memberikan nilai lebih, khususnya di bidang agama yang fokus pada pendidikan alam berlandaskan Alquran dan Sunnah.

"Dan kami berharap generasi-generasi selanjutnya mengikuti para sahabat dan rasul untuk mencintai alam dengan merawatnya," imbuhnya.

Lebih lanjut Abdul Aziz menjelaskan, ada lima proses pembelajaran yang ada di SAB. Pertama pembelajaran akhlakul karimah, kedua filsafat ilmu pengetahuan atau logika berpikir.

Baca Juga: Hati-hati, Gangguan Kesehatan Mulut Bisa Jadi Penanda Penyakit Kronis

Ketiga, lanjut Abdul Aziz, mengajarkan tentang kepemimpinan yang dikemas melalui metode kepanduan atau dikenal dengan istilah kepramukaaan.

Keempat, cara mengenal dan mempelajari wirausaha sejak dini. Untuk metode pembelajarannya, mereka dilatih membuat produk agar muncul jiwa kewirausahaan.

Kelima, dream lifesyle. Dalam proses pembelajaran ini, anak-anak bisa mengembangkan potensi di lingkungannya. Mereka juga punya pola hidup sehat bersih dan sehat.

"Kendala dalam pembelajarannya, tidak dikenal secara luas SAB ini, karena sangat-sangat segmented yang bisa memahami sekolah seperti sekolah alam," ucapnya.

Sebagai kepala di SAB, Abdul Aziz berharap, belajar itu tidak hanya memberi materi di ruang kelas.

Anak-anak, kata dia, harus dibawa pola pandangnya ke arah berpikir yang lebih luas. Pada akhirnya, mereka tidak bingung ketika hendak bermasyarakat.

"Karena pada dasarnya teori dengan praktik itu berbeda. Tanpa praktik, mereka sulit beradaptasi ketika berkehidupan dengan masyarakat," tambahnya. ***

 

Editor : Okky Adiana

Ridwan Kamil Siapkan Lahan 8 Hektare untuk Padepokan Pencak Silat

Cek Pasar Tradisional, Ridwan Kamil: Harga Kebutuhan Pokok Masih Stabil