bjb KPR General_Media Online_Media Online
news-details
Gaya Hidup
Adu muncang, salah satu permainan tradisional yang menggunakan media biji-bijian.

Yuk, Mengenal Permainan Tradisional dari Biji-bijian

BERITABAIK.ID - Ada banyak permainan tradisional yang terbilang sederhana dan sangat seru untuk dimainkan.

Selain menggunakan media berbahan kayu, bambu, plastik hingga daur ulang, permainan tradisional di Indonesia juga bisa dimainkan dengan menggunakan biji-bijian.

Dikutip dari koropak.co.id, berikut ini beberapa permainan tradisional yang menggunakan biji-bijian:

1. Adu Muncang

Bagi kalian yang berasal dari daerah Jawa Barat, seperti Sumedang, Garut, hingga Tasikmalaya dan sekitarnya, tentu sudah tak asing lagi dengan permainan adu kemiri atau yang lebih dikenal juga dengan nama ngadu muncang.

Baca Juga: Salut, Seorang Diri Pemuda Ini Bersihkan Sampah di Sungai

Permainan tradisional yang cukup populer di Tanah Sunda ini dimainkan dengan menggunakan muncang atau kemiri yang nantinya akan diadu kuat. Kemiri yang digunakan harus sudah kering dan masih ada kulitnya.

Adapun pemukulnya bisa berupa batu besar atau alat khusus yang terbuat dari kayu. Meski terbilang sederhana, permainan yang satu ini memiliki nilai positif, yaitu kebersamaan dan sportivitas antarpemain.

2. Adu Klingsi atau klingsian

Kendati asal usul dari permainan ini belum jelas, permainan tradisional yang satu ini sempat populer di Indonesia pada 1970-1980-an.

Diketahui, klingsi merupakan biji asam jawa. Cara bermainnya, biji klingsi akan diasah pada benda berpermukaan kasar hingga tersisa separuh atau sampai terlihat bagian dalamnya.

Baca Juga: Rampak Pencak Silat Jabar Catat Rekor Muri Peserta Terbanyak

Setelah itu, biji tersebut ditempelkan pada pecahan kaca atau keramik dengan menggunakan beberapa cara, seperti dengan tepung kanji yang sudah dimasak, getah pohon, atau putih telur, akan tetapi juga tidak boleh menggunakan lem.

Selanjutnya, klingsi akan disejajarkan dengan klingsi pemain lain dan klingsi siapa yang paling lama menempel, dialah pemenangnya.

3. Adu Cilong

Permainan tradisional ini sangat populer di daerah Riau. Cilong merupakan biji dari pohon karet yang berjatuhan dan bisa dipungut di sekitar sekitar pohonnya.

Cara memainkannya, pilih salah satu biji karet yang dianggap paling keras kulitnya.

Kemudian ajak satu orang teman untuk main bersama. Untuk menentukan siapa yang akan bermain terlebih dahulu, biasanya ditentukan dengan cara undian.

Pemain yang kalah undian harus rela cilong miliknya berada di bagian bawah. Sementara pemain yang menang undian, meletakkan cilongnya di atas cilong pemain yang kalah, setelah itu dipukul dengan tangan.

Baca Juga: Fotografer Difabel Inspiratif Itu Telah Pergi, Selamat Jalan Bang Dzoel

Jika cilong lawan belum pecah, maka permainan dilanjutkan secara bergantian dengan cilong milik lawan, begitu seterusnya sampai ada cilong dari salah satu pemain yang pecah. Pemenangnya adalah pemilik cilong yang tidak pecah.

4. Serak Biji Saga

Permainan serak biji saga terbilang sederhana, namun membutuhkan ketangkasan. Semakin banyak bijinya maka permainan akan kian menyenangkan.

Pemain yang mendapatkan giliran pertama akan menyebarkan biji saga ke area bermain yang licin.

Setelah itu menyentil salah satu biji saga dengan ujung kelingking hingga mengenai biji saga yang lain.

Apabila mengenai target, maka biji yang disentil dan biji yang tersenggol atau tergeser akibat disentil bisa menjadi milik pemain.

Baca Juga: Akhirnya, ‘Mencuri Raden Saleh’ Tayang di Bioskop

Permainan dilanjutkan secara bergantian. Pemenangnya adalah dia yang berhasil mengumpulkan biji saga terbanyak.

5. Sumbar Suru

Sumbar Suru merupakan permainan tradisional yang berasal dari Yogyakarta. Diketahui, kata Sumbar memiliki arti menyebar, sedangkan suru berarti disendok.

Biasanya, untuk bermain sumbar suru ini dibutuhkan 2 sampai 5 orang pemain.

Bahan yang dipakai dalam permainan ini adalah daun sawo kecik yang sudah dihilangkan pangkalnya dan biji sawo kecik atau biji tanjung.

Permainan dilakukan di sebuah tempat datar berukuran 40 x 40 centimeter.

Pemain yang mendapatkan giliran pertama bertugas untuk menyebarkan biji, lalu menyendok biji satu per satu dengan daun sawo kecik tanpa menyentuh biji lain. Biji yang boleh disendok hanya yang berada di area bermain.

Selain itu, pemain tidak boleh bergeser atau beranjak dari tempat semula. Apabila melanggar, maka pemain dianggap "mati" dan digantikan oleh yang lain.

Pemenangnya adalah yang mampu menyendok biji hingga habis tanpa melanggar peraturan.***

Editor : Gin Gin Tigin Ginulur

Kunjungi Sekolah, Uu Ruzhanul Dorong Lahirnya Generasi Paripurna

Salut, Seorang Diri Pemuda Ini Bersihkan Sampah di Sungai